Kita menyadari bahwa Negara kita membutuhkan "Virus Enterpreneurship". Begitu banyak orang pintar, begitu banyak manajer tangguh, tapi begitu sedikit perusahaan SMB (small medium business) yang muncul. Pengusaha itu kebanyakan muncul dari genetic. Misalnya, bapaknya pengusaha. Anehnya, manajer yang sudah banyak berpengalaman tidak berani menjadi pengusaha.
Apa sih cirri-ciri pengusaha itu? Banyak sekali. Antara lain, tidak menyukai kerumunan dan cenderung menganalisa tren baru. Tidak melihat bisnis sebagai gambling atau resiko. Tetapi dilihatnya sebagai permainan yang pasti menang layaknya menanam pohon. Pengusaha tidak mendasarkan pada bidang keahlian, tetapi jeli melihat kebutuhan orang banyak. Mereka juga menutamakan sikap baik secara umum, meninggalkan ego pribadi, status, dan pride. Fokus mencari uang, tetapi lambat laun uang dating kepadanya. Tidak suka belanja, tetapi senang mengamati orang belanja. Leibh menyenangi proses menjual daripada membeli.
Ciri lainnya :
- Mampu menjadi penggerak
- Menjadi mercusuar
- Menjadi pegangan bagi seluruh karyawannya.
- Sangat menyukai leverage atau kerja sama dengan semua pihak.
- Tidak mengutamakan saat berhasil, tapi mengutamakan daya tahan saat jatuh,
- Serta hanya bermodalkan keyakinan pada diri sendiri.
Bisa juga pengusaha itu cenderung sendirian saja saat menyakini sesuatu sehingga akhirnya banyak orang lain mengikuti.
Apa kekurangan pengusaha?
- Mereka cenderung kurang bisa bekerja secara tim karena lebih condong pada kemauan sendiri.
- Agak paranoid dan berlebihan dalam menyukai sesuatu.
- Selalu memikirkan siang malam atau setiap saat tiada henti.
- Cepat bosan.
- Tidak menyukai pekerjaan repetitive,
- Tidak memiliki comfort Zone, dan selalu ingin lebih.
Adakah cirri-ciri tersebut anda miliki? Mungkin sudah saatnya anda pindah habitat. Kesulitan apa yang paling utama membuat seseorang enggan memulai usaha? Menurut orang yang belum menjadi pengusaha, jawabannya pasti MODAL. Padahal, kalau kita lihat faktanya, banyak pengusaha yang memulai bisnis tanpa modal besar. Misalnya, kios teh botol sering dapat kredit dari agen selama 1 bulan.
Jarang ada pengusaha yang langsung memasukkan modal besar. Kebanyakan justru menggunakan uang bank atau malah menggunakan uang para pembeli. Misalnya, developer apartemen yang penjualannya dilakukan saat apartemen masih berbentuk brosur.
Kebanyakan para karyawan telah terlalu lama disuapi dengan gaji bulanan dan tidak lagi menjadi jeli melihat sebuah peluang di depan matannya. Hingga akhirnya sadar bahwa gaji tidak dapat berlangsung selamanya dan tiba saatnya untuk membangun serta menyadari bahwa uang harus dicari, dan bukan ditunggu. (Sumber Harian Indo pos - Jumat, 30 Desember 2005).
No comments:
Post a Comment